Kang Veri Blog

Thursday, March 08, 2007

Cinta Dan Kasih


Kita tidak bisa mencintai di bawah ketakutan atau bentuk-bentuk tekanan apapun. Untuk bisa mencintai, mesti ada derajat kebebasan —hingga batas-batas tertentu. Untuk mencintai butuh keleluasaan, dimana di dalam ruang itulah gerakan cinta bisa bertindak.



Pada sisi lain, dalam mencintai ada sejenis pengisolasian, pembatasan, yang hanya ditujukan atau dikhususkan bagi yang dicintai saja dan bukan bagi yang lainnya, apalagi yang dianggap berlawanan dengannya. Seseorang tak bisa mencintai terang dan pada saat yang bersamaan juga mencintai gelap, mencintai warna putih dan pada saat yang bersamaan warna hitam, mencintai kejernihan sementara pada saat yang bersamaan kekeruhan, atau yang sejenisnya. Jadi terjadi pengisolasian, konsentrasi pada ‘objek’ itu saja.

Pengisolasian inilah yang menimbulkan ikatan atau kemelekatan. Ketika seseorang mencintai sesuatu atau seseorang, mau-tak-mau ia akan dibuat melekat padanya, dan oleh karenanya pada saat yang bersamaan muncul pula kebencian terhadap —yang terposisikan sebagai— yang berlawanan dari yang dicintainya itu.

Namun tidak demikian halnya dengan kasih. Walaupun untuk bisa mengasihi juga butuh derajat kebebasan dan keluasaan, disini tidak terjadi pengisolasian kasih atau kosentrasi pancaran kasih hanya terhadap ‘objek tertentu itu’ saja. Justru keleluasaan yang ada itu termanfaatkan seluas-luasnya, yang tidak memungkinkan kehadiran sekat-sekat. Anda tidak bisa mengasihi seseorang, sementara pada saat yang bersamaan membenci manusia lainnya. Yang menjadi objek bagi pancaran kasih ini adalah umat manusia, atau bahkan makhluk hidup misalnya. Jadi sangat meluas; tidak terisolir hanya pada ‘sesuatu’ tertentu saja.

Oleh karenanya, kalau cinta pantas dilawankan dengan benci, maka kasih tidak. Kasih bukan lawan benci. Dan, seperti juga dalam mencintai, dimana Anda juga mengasihani orang atau sesuatu yang Anda cintai itu, kita bisa juga mengasihani yang kita ‘benci’ itu. Sebab pada dasarnya, tak ada rasa benci di dalam kasih.

Satu hal penting yang membedakan antara cinta dengan kasih adalah, kalau dalam cinta ada hasrat memiliki atau menguasai yang kuat akan yang dicintai sebagai akibat dari kemelekatan, maka dalam kasih tidak. Rasa kasih tak disertai hasrat memiliki, mengikat; bahkan, kita justru senang melihat kalau yang kita kasihi itu bebas. Kalau dalam mencintai Anda mengharapkan dicintai juga, maka dalam kasih kita tak berharap dicintai, atau dikasihi sekalipun. Kita hanya mengasihi. Cuma itu. Tak peduli apakah yang dikasihi itu malah membenci kita. Itu bukan urusan kita.

Makanya, sepasang manusia yang tadinya saling-mencintai, bisa saja belakangan malah berseteru, saling-membenci, saling-mendendam. Bencana ini tak bisa terjadi pada mereka yang saling-mengasihi. Sekali Anda mengasihi, Anda akan mengasihinya selama-lamanya.


No comments: